widgets
Untuk lebih Detil Klik >> Penawaran Produk dan Jasa

Fotografer Ambon Juarai Lomba Foto Bawah Laut Banda

Banda Naira, Maluku Tengah (ANTARA News) - Fotografer asal Kota Ambon Harry Susanto akhirnya berhasil menjuarai lomba "Banda Underwater Photo Rally Competition 2010" yang dipusatkan di Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, dan berakhir Rabu malam (28/7).
Susanto berhasil meraih nilai tertinggi dari enam foto yang diikutkan untuk dinilai para juri dengan kriteria meliputi human and sea, animal behavior, macro, mandarin fish, reefscape serta sea life and Sky.
Pada lomba yang merupakan rangkaian dari kegiatan pelayaran internasional "Sail Banda 2010" itu, masing-masing fotografer diberikan kesempatan memasukan enam karya foto saat melakukan penyelaman di Pulau Hatta, Pulau Run, Pulau Ay, "Lava Flow Gunung Api Banda dan Pelabuhan Banda Naira yang dikenal dengan julukan "Mandarin City".
Dewan juri yang terdiri dari Mayjen TNI M. Noer Muis (Pangdam I/Bukit Barisan), Christoffel Simanjuntak (underwater photographer) dan Edy Purnomo (photojournalist) memberikan nilai tertinggi bagi enam hasil karya Susanto yang disertakan dalam lomba.
Selain meraih gelar juara pertama, foto karya Harry Susanto yang termasuk kategori Human and Sea yang memperlihatkan seorang penyelam sedang menyelam diatas terumbu karang raksasa di lokasi penyelaman "Lava Flow" Gunung Api Banda juga dipilih oleh dewan juri sebagai foto terbaik `Banda Underwater Photo Rally Competition 2010`.
Sedangkan juara II lomba foto bawah air yang untuk kedua kalinya digelar setelah tahun 2009 lalu, diraih fotografer Dona Paramitha dari Jakarta dan juara III diraih fotografer Johan Wijaya dari Medan-Sumatera Utara.

Harry Susanto selai memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa satu unit BCD Halcyon Infinity, paket menyelam empat hari tiga malam untuk satu orang dari Maluku Divers-Ambon, serta discount voucher untuk produk-produk Ikelite dan Sea & Sea dari Divemaster Indonesia.
Sedangkan untuk gelar foto terbaik, Harry Susanto juga memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa paket menyelam empat hari untuk satu orang (delapan kali dive) di NAD Lembeh Dive Resort-Manado.
Sedangkan Dona Paramitha memperoleh trophy, piagam penghargaan dan bonus voucher menginap dua malam termasuk breakfast untuk dua orang di SILQ Private Residences-Bali, makan malam untuk dua orang di Beduur Restaurant, Ubud Hanging Gardens-Bali, voucher arung jeram untuk dua orang dengan Club Aqua-Bali dan voucher untuk dua orang dengan Seawalker di Club Aqua, Bali.
Sementara Johan Wijaya yang meraih juara III memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa paket menyelam full-board di Bunaken selama empat hari tiga malam untuk dua orang dari La Rascasse Dive Resort-Manado dan dua paket DAN membership.
Pemrakarsa "Banda Underwater Photo Rally Competition 201" Mayjen TNI. M Noer Muis saat penyerahan hadiah mengatakan, lomba foto bawah laut itu tidak hanya diikuti fotografer senior tetapi lebih banyak yunior, di samping sebagian fotografer lainnyua hanya turut serta untuk melakukan penyelaman.

"Selama kompetisi berlangsung para peserta sangat terpesona dengan keindahan bawah laut Kepulauan Banda, dimana dampaknya juri harus melakukan seleksi ketat untuk menentukan pemenangnya.
Muis yang saat ini menjadi Pangdam I/Bukit Barisan menambahkan, hasil foto terbaik dari "Banda Underwater Photo Rally Competition 2010" akan dimuat dalam buku "Menyusuri Kepulauan Banda" yang saat ini sedang disusun.
Noer Muis berharap event ini dapat dilakukan secara rutin, sehingga semakin banyak fotografer dalam dan luar negeri tertarik untuk berkunjung ke Banda, untuk mengabadikan keindahan alam bawah laut Pulau Banda maupun menyaksikan potensi wisata alam, sejarah dan kebudayaan menjadi semakin terkenal ke dunia luar.
Ia pun mengimbau masyarakat di Pulau Banda untuk menjaga kelestarian laut dan lingkungannya agar tidak dirusaki, terutama menggunakan bom maupun potasium sianida, sehingga tetap terpelihara untuk kesejahteraan di masa mendatang. (JA/K004)

BANDA NEIRA DAN SAIL BANDA 2010


Banda Neira adalah gugusan pulau-pulau kecil yang terletak disebelah Tenggara pulau Ambon propinsi Maluku dan termasuk dalam wilayah kabupaten Maluku Tengah.
Di Indonesia ada tiga daerah yang menggunakan nama Banda didepan more picturenama daerah tersebut, seperti Banda Aceh di ujung utara Sumatera, Banda Neira di Maluku Tengah dan Banda Eli di Maluku Tenggara. Namun yang paling terkenal dengan sebutan nama “Banda”, hanyalah Banda Neira.


Banda Neira adalah kota tua yang penuh kenangan dan bagian dari sejarah dunia internasional yang tidak terlupakan. Neira adalah ibu kota kecamatan Banda, kota yang telah berumur lima abad, sebuah kota tua yang menyimpan misteri suka dan duka bagi semua penduduknya, kota yang oleh sejarawan asing disebut sebagai “een klein Europeesche Stad in Zuid-Oost Azie atau group dari kota-kota eropa yang dimiliki Asia Tenggara.


Buah pala sebagai komoditi utama kepulauan Banda, adalah legenda yang menyimpan rakhmat sekaligus petaka bagi orang Banda. Dalam perekonomian Dunia pada abad ke-15 sampai dengan awal abad ke-19 yang mengkonsentrasikan pada perdagangan rempah-rempah, ternyata buah pala telah mengangkat nama Banda sebagai kota internasional, sekaligus juga membawa orang Banda dalam petaka yang berkepanjangan. Semua penderitaan orang Banda pada saat itu berpangkal pada buah pala. Rakyat Banda menjadi korban-korban tak berdaya dalam tangan besi imperialis Belanda. Puluhan Ribu rakyat Banda dibantai oleh Jan Pieterszoon Coen dan pasukannya dalam aksi perampasan terhadap hak-hak rakyat Banda ketika itu. Tanpa Belanda sadari, sesungguhnya Coen telah menoreh sejarah negerinya dengan darah rakyat Banda yang tak berdaya itu. Pertanyaan kritis dari tulisan ini adalah apakah setelah Indonesia Merdeka, buah pala masih tetap menjadi petaka bagi orang Banda ?. Sulit bagi orang Banda untuk menjawabnya karena mereka tidak diberi otoritas untuk itu. Otoritas perkebunan pala di Banda ada ditangan Pemda Provinsi Maluku, karena mereka memiliki klaim sebagai pewaris perkebunan pala di Banda Neira. Oleh karena itu menjadi wajarlah jika pertanyaan diatas dijawab oleh Pemda Provinsi Maluku melalui Sail Banda yang bergengsi itu.


Pembantaian terhadap puluhan ribu rakyat Banda bersama 44 tokohnya tidak pernah terlupakan dalam benak semua anak negeri Banda dari generasi ke generasi, dan untuk mengingat tragedi kemanusiaan itu, tempat terjadinya The killing field tersebut, orang Banda membangun sebuah monument yang dikenal sebagai monument “Parigi Rantai”. Baik parigi rantai maupun benteng-benteng pertahanan Belanda yang tersebar di hampir seluruh kepulauan Banda serta rumah-rumah mewah peninggalan Belanda dan Inggris, bukan saja menjadi objek wisata yang menarik, tapi juga menjadi symbol penderitaan rakyat Banda selama ratusan tahun. Apakah penderitaan nenek moyangnya selama ratusan tahun itu juga harus diwariskan kepada anak cucu Banda dewasa ini?. Orang Banda hanya bisa menjawab, semoga anggaran Sail banda yang ratusan milyard itu dapat menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan Banda dan masa depan rakyat Maluku, sehingga petaka buah pala berubah menjadi rakhmat melalui event internasional “Sail Banda 2010”.


Kalau saat ini, wilayah Timur Tengah menjadi rebut-rebutan negara-negara Barat karena kandungan minyak diperut buminya, maka pada sekitar akhir tahun 1500-an sampai dengan akhir tahun 1800-an, Banda Neira menjadi tempat rebut-rebutan bangsa Barat karena buah palanya. Berabad-abad bangsa Portugis, Belanda dan Inggris, secara bergantian atau bersama-sama menguasai Banda Neira, sampai pada akhirnya Jepang datang untuk menghancurkan semua apa yang ada di kota ini, kota yang memiliki bentuk sebagai een klein Europeesche Stad in Zuid-Oost Azie itu.


Tidak dapat disangkal bahwa Banda Neira memainkan peranan penting dalam percaturan ekonomi dan politik dunia international. Secara historis, peranan Banda Neira tersebut terbukti pada abad 17 di saat Belanda dan Inggris bertikai untuk memperluas wilayah kekuasaan, dan Batavia (Jakarta) dikorbankan menjadi sasaran penyerbuan justru Banda Neira menjadi pusat pertahanan dan pemukiman Gubernur Jenderal VOC. Di bidang Ekonomi juga terbukti bahwa begitu pentingnya Banda Neira pada saat itu sehingga Belanda bersedia menukar koloni Manhattan New York Amerika dengan pulau Rhun salah satu pulau dalam gugusan kepulauan Banda dengan Inggris. Sebagai kota internasional pada saat itu maka Banda Neira terbuka bagi siapa saja yang ingin mengunjunginya. Proses-proses asimilasi dan akulturasi terjadi sehingga etnik Banda dengan adat istiadatnya memiliki ciri tersendiri bila dibandingkan dengan etnik Maluku lainnya. Orang Banda dewasa ini adalah keturunan campuran dari berbagai etnik yang pernah lama bermukim di Banda Neira, seperti Portugis, Belanda, Inggris, Cina, Malayu, Arab Jawa, Sulawesi dan lain sebagainya. Proses inilah yang menjadikan etnik Banda Neira sebagai “etnik unik” dengan penampilan-penampilan yang lebih enak dipandang, serta memiliki perangai sebagai “etnik periang”, ramah, penuh persahabatan dengan prioritas proses assosiatif dalam kontak-kontak sosialnya. Sebagai etnik baru yang lahir dari percampuran unik dari berbagai etnik, menjadikan orang Banda sebagai manusia-manusia baru yang tahan uji dalam penderitaan suka bekerja keras dan memiliki sikap toleran dan kepasrahan yang luar biasa. Itulah sebabnya Bung Hatta (Wakil Presiden Pertama RI) yang pernah bermukim selama lima tahun di Banda Neira (1937-1942) menyatakan Orang Banda bagaikan miniaturnya bangsa Indonesia. Jika Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa sedang berproses menjadi sebuah bangsa baru, maka sesungguhnya orang Banda telah final menjadi sebuah suku bangsa baru dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia Baru yang dicita-citakan itu.


Orang Banda bukan saja indah perangainya, tetapi panorama alamnya juga memberikan ketenangan bagi siapa saja yang berkunjung ke sana. Seorang pakar kelautan dan arkeologi bawah laut berkebangsaan Prancis Jacques Causteau, mengatakan bahwa melihat Banda Neira seperti menemukan Surga baru, seakan berada di Surga Lapisan Ketujuh. Bagaimana tidak? Kepulauan Banda yang dalam peta Indonesia tergambar seperti “taburan beras hitam” disebelah Tenggara pulau Ambon itu, terdiri dari sepuluh pulai kecil dan besar, yang teramat indah, yang tumbuh diatas hamparan permadani Taman Laut Banda yang paling indah di dunia.


Sangat indah, sehingga Banda Neira menjadi impian pencinta laut dari berbagai penjuru dunia. Bahkan penjelajah Portugis Francisco Serrau dalam buku harian kapalnya menulis. “Kami berlayar dari Malaka pada 11 November 1511 pada musim bertiupnya angin Barat. Sewaktu meninggalkan Malaka kami tidak banyak membawa bekal karena perang dengan Sultan Melayu masih berlangsung. Ternyata dalam pelayaran dua bulan lebih itu bekal yang kami bawa habis. Untuk mempertahankan hidup terpaksa segala yang ada di kapal dijadikan makanan, termasuk kecoa, tikus kapal dan keju busuk. Setelah dua bulan berlayar, pada pertengahan Januari 1512, tibalah kami di kepulauan Banda Neira yang begitu indah. Begitu banyak petualang Barat berupaya menemukan kepulauan yang bagaikan surga di dunia ini, yang kaya dengan pala, namun kami yang berjasa sukses menemukannya”. *). Usman Thalib [Ketua Umum Ikatan Kerukunan Masyarakat Banda (IKMB) Di Ambon].

KONGRES MASYARAKAT BANDA NEIRA KE 1 DAN PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN MASYARAKAT ADAT BANDA NEIRA

Menuju Gerbang Mencerdaskan dan Meningkatkan
Harkat dan Arah Pembangunan Masyarakat Maluku
Re-Publik : Proposal ;
KOMITE PERSIAPAN KMB ke 1
Bekerjasama dengan
Pemerintah Kecamatan Banda


Latar Belakang Masalah
Tantangan masyarakat Indonesia saat ini adalah bagaimana mengatasi kemiskinan dan pemerataan pembangunan yang dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia dari Sabang sampai Marauke, dari Manado sampai Timor. Pada kenyataannya tantangan ini menjadi semakin berat setelah upaya pemerataan pembangunan yang dengungkan belum juga menampakan hasil yang diinginkan.
Melihat kenyataan ini, masyarakat tak perlu tinggal diam berpangku tangan, namun perlu ada upaya yang lebih positif untuk menjadi subjek pembangunan. Melakukan apa yang dapat dilakukannya untuk memberi sumbangan social bagi perubahan suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Sehubungan dengan itu, Masyarakat Banda yang mendiami kepulauan Banda maupun masyarakat Banda yang ada diperantuan, merasa bahwa wilayah kepulauan Banda dan masyarakat Banda adalah salah satu dari bagian masyarakat Indonesia yang kehidupannya masih sangat jauh tertinggal disebabkan oleh taksonomik pembangunan yang tak sampai di daerah ini dengan berbagai alasan. Pada hal berdasarkan sejarah bahwa Banda pernah menjadi ibu kota propinsi Van Banda dan Ibu Kota Kabupaten sebelum terpuruk menjadi ibu kota kecamatan.
Melihat semua ini, maka Jaringan Masyarakat Banda Bersatu, memandang bahwa salah satu jalan untuk mencerdaskan masyarakat Banda adalah; (1) mengajak seluruh komponen masyarakat berbicara dalam satu forum akademik yang dapat menampung berbagai masalah masyarakat Banda; (2) melakukan upaya menghimpun berbagai persoalan dan menjadikan agenda penting masyarakat Banda yang akan datang; dan (3) ikut bersama berpartisipasi dalam setiap aktivitas perkembangan dan pembangunan masyarakat Banda kedepan.
Untuk dapat merealisasi point 1 dan 2 sebagaimana paragraf di atas, maka Jaringan Masyarakat Banda Bersatu memandang penting dilaksanakannya kongres masyarakat Banda sehingga dapat menampung berbagai persoalan masyarakat Banda dan mencoba mencari solusi-solusi untuk menata masyarakat ke depan yang lebih maju, berkembang dan sejahtera.
TUJUAN KONGRES
 Sebagaimana latar belakang di atas, maka kongres  ini bertujuan:
1.         Membicarakan peta persoalan masyarakat 25 tahun ke depan.
2.         Memetakan persoalan masyarakat Banda tersebut pada prioritas-prioritas pemecahan masalah yang perlu dilakukan.
3.         Memetakan langkah-langkah strategis macam apa yang perlu dirancang untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam proses perubahan dan pembangunan masyarakat Banda 25 tahun kedepan



Peserta KONGRES
Kongres ini mengundang peserta pleno dan komisi dari berbagai unsur masyarakat Banda, yaitu:
1.         1. Masyarakat Banda di Banda yang terdiri dari tokoh adat, pemuka agama, pengusaha dan tokoh-tokoh formal yang duduk di pemerintahan.
2.         2. Masyarakat Banda di perantauan, yang terdiri dari tokoh dan perwakilan daerah-daerah, perwakilan Ikatan Keluarga Masyarakat Banda (IKMB) dari seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Papua dan lain-lain. Jejaring Masyarakat Banda Bersatu yang aktif terlibat di facebook.
3.         Organisasi kepemudaan, KNPI, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat (LSM), mahasiswa yang berasal dari wilayah Banda, yang tersebar di seluruh Indonesia.
4.         Pemerhati, intelektual, pecinta dan para ahli tentang Banda Neira
SUB TEMA  KONGRES
Kongres ini membahsa tema-tema penting dalam komisi sebagai berikut:
Pengembangan adat, budaya dan kesenian lokal Banda yang dilandasi kearifan lokal menuju cor budaya serta pembentukan identitas budaya Banda.
2.    Optimalisasi potensi lingkungan alam, laut dan  agronomi sebagai sumber utama penghasilan masyarakat Banda
3.         Revitasisasi obyek wisata Banda menjadi pusat kepariwisataan di Maluku dan memacu industri pariwisata yang memberi dampak kepada pengembangan sektor UKM di Maluku.
4.         Optimalisasi institusi pendidikan tinggi di Banda sebagai ujung tombak perubahan masyarakat Banda.
5.         Mencari alternatif mengembalikan kejayaan Banda melalui konsep pemekaran dengan mengacu kepada pilihan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),  pemekaran kecamatan Banda menjadi Kota Banda Neira atau menjadi Word Natural Culture and Haritage-UNISCO.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kongres ini direncanakan dilaksanakan pada:
Hari                            : Senin-Selasa
Tanggal                      : 26-27 Juli 2010
Jam                            : 09.00 s.d. selesai
Tempat                      : Gedung Makatita Kota Neira

Pemaparan Narasumber     :
a.    Gubernur Maluku
b.   Bupati Maluku
c.    H. Des Alwi
d.   Prof. Dr. H. Hamadi B. Husein
e.    Dr. Slamet Riyadi (Ahli Ekonomi Kawasan)
f.     Prof. Dr. Chiorul Bashor, M.Pd (Ahli Pendidikan-Perubahan Sosial)  
g.    Dr. Mashudi (Ahli Ekonomi dan Otonomi Daerah)
h.   Dr. Nor Hadi (Ahli Ekonomi-Sumberdaya Kelautan).
i.     Prof. Dr. HM. Burhan Bungin, M.SI. (Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Pariwisata)
j.     Prof. Dr. Sam Abede Pareno, MM. (Ahli Budaya dan Kesenian Lokal)
k.   Prof. Dr. Hatane Samuel, MS. (Ahli Ekonomi dan Industri Lokal)
------------------------------------------------------------------------------------
banda-naira.blogspot.com

Teknologi komputer pertama di dunia


ENIAC, kependekan dari Electronic Numerical Integrator And Computer adalah perangkat elektronik digital pertama yang bekerja sebagai komputer. Perangkat ini selesai dibuat oleh Angkatan bersenjata Amerika Serikat pada tahun 1945 dan diumumkan ke publik di tahun 1946. Ketika itu, komputer tersebut ditujukan untuk menghitung arah dan jarak tembak rudal balistik di Perang Dunia ke II.

Pemicu dibuatnya ENIAC adalah kebutuhan atas alat untuk membantu mempermudah sebuah negara ketika sedang berperang. Sama seperti inovasi lainnya, ENIAC dibangun berdasarkan tigak konsep dan teknologi yang sudah tersedia saat itu yakni “otak mekanik”, tabung hampa udara dan punch card (kertas yang berlubang di posisi tertentu yang menyimpan informasi). Ketiga teknologi itu coba digabung oleh Professor John Mauchly, seorang dosen fisika dari Ursinus College.

Untuk membangun alat ini, militer AS bekerjasama dengan University of Pennsylvania. Dana sebesar 61.700 dolar disiapkan oleh angkatan bersenjata AS untuk membangun ENIAC. Sejak diputuskan untuk dibuat pada tanggal 5 Juni 1943, sebulan kemudian komputer itu mulai dibuat secara diam-diam. Project PX adalah kode nama proyek pembuatan ENIAC.

Professor John Mauchly, ditemani oleh J. Presper Eckert dari University of Pennsylvania mengepalai tim pembuatan ENIAC. Anggota tim lainnya adalah Bob Shaw, Chuan Chu, Kite Sharpless, Arthur Burks, Harry Huskey, Jack Davis, dan Iredell Eachus Jr. Sampai akhirnya selesai dibuat pada tanggal 14 Februari 1946, total dana yang dihabuskan mencapai 486.804, 22 dolar AS.

ENIAC yang memiliki bobot seberat 30 ton, menggunakan daya listrik sebesar 200 kilowatt, terdiri dari 19.000 tabung hampa udara, 1500 relay, serta ratusan ribu resistor, kapasitor, dan induktor.

Selain untuk berperang, ENIAC juga dapat digunakan untuk memprediksi cuaca, menghitung energi atom, sinar kosmik, pengukuran suhu, penelitian angka acak, mendesain saluran udara, dan penggunaan ilmiah lainnya.

ENIAC yang menjadi basis komputer masa kini tersebut juga dapat menjumlah, mengurangi, mengali, dan membagi serta dapat menyimpan hingga sebanyak 20 data 10 digit angka desimal. Perangkat penghitungan yang digunakan juga berfungsi sebagai unit penyimpanan. Komputer yang mendapat julukan “Otak Raksasa” itu mampu menghitung seribu kali lebih cepat dibandingkan dengan mesin hitung elektronik yang ada saat itu.

Pada perjalanannya, ENIAC cukup rumit untuk ditangani. Sebagai contoh, ketika terjadi kerusakan pada salah satu tabung kedap udara yang terpasang di ENIAC, teknisi harus memeriksa keseluruh 19 ribu buah tabung untuk mencari tabung mana yang tidak berfungsi.

Akhirnya, karena kebutuhan atas mesin hitung yang lebih cepat dan efisien makin mendesak, pada 2 Oktober 1955, ENIAC berhenti digunakan. Saat ini, empat dari total empat puluh bagian panel ENIAC disimpan di University of Pennsylvania.

banda-naira.blogspot.com

Tips Sederhana Agar Komputer Lebih Ramah Lingkungan

Komputer telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita menggunakannya untuk bekerja, untuk berkomunikasi, untuk mendapat hiburan. Sangat sulit membayangkan hidup tanpa komputer.
Pada saat yang sama, konsumen saat ini semakin sadar akan lingkungan dan berusaha mencari keseimbangan antara menjadi ‘hijau’ atau ramah lingkungan dan menggunakan perangkat yang mengonsumsi energi, yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Datangnya Hari Bumi, merupakan saat yang tepat untuk mempertimbangkan bagaimana Anda bisa membuat perubahan terhadap planet kita dan menghemat sejumlah uang di dalam proses tersebut. Berikut ini beberapa tips sederhana dari Lenovo untuk membuat pengalaman komputasi Anda lebih ramah lingkungan.
Siap, Setel, Simpan!
Atur setelan komputer Anda agar beralih ke mode ‘sleep’ setelah 10 menit tidak aktif. Komputer akan kembali ‘dibangunkan’ saat Anda menyentuh keyboard atau mouse. Anda bisa menggunakan manajemen daya milik Windows (Control Panel -> Power Options), atau menggunakan pilihan daya lain yang dimiliki PC Anda. Sebagai contoh, jika Anda menggunakan Lenovo ThinkPad, gunakan Power Manager atau Battery Maximiser Wizard untuk mengatur setelan dan mengurangi konsumsi daya.
Biarkan PC dalam mode ‘suspend’ atau matikan.
Mode suspend (atau sleep) juga sama efisiennya dengan mematikan komputer semalaman. Hanya perlu waktu 2 sampai 5 detik agar noteboook Anda kembali aktif dari mode tersebut. Dengan mengurangi penggunaan energi sepanjang tahun hanya sebesar 100 kilowatt hour (kWh), Anda bisa membantu mengurangi emisi yang merugikan sekitar 40 kilogram per tahun.
Pergi meninggalkan komputer untuk minum kopi? Matikan monitor Anda! Jika Anda tidak akan menggunakan PC Anda lebih dari dua jam, matikan CPU dan monitor Anda sekaligus. Monitor PC berukuran 17 inci pada umumnya mengonsumsi daya 100 hingga 150 watt. Meski ada lonjakan energi saat komputer diaktifkan, jumlah energi tersebut masih lebih kecil dari energi yang digunakan jika komputer berjalan terus dalam waktu yang lama.
Jika Anda menggunakan produk Lenovo, Anda dapat mengetahui berapa banyak energi yang Anda hemat dengan desktop Lenovo, notebook, dan monitor berdasarkan pada model penggunaan tertentu untuk berbagai konfigurasi pada http://lenovoweb.com/energycalculator.
Turunkan tagihan listrik Anda dengan monitor LCD
Monitor LCD menggunakan energi rata-rata 50% hingga 70% lebih rendah dalam mode aktif dibandingkan monitor CRT (Cathode Ray Tube) konvensional. Dengan pemakaian selama 8 jam kerja dalam sehari, penghematan energi dengan memilih LCD ketimbang CRT berukuran sama umumnya bisa menghemat lebih dari 100 kWh/tahun.
Monitor ThinkVision Lenovo juga mengandung lebih dari 25% plastik bekas konsumen yang didaur ulang dalam komponen mekanis plastiknya. Monitor ThinkVision L2251x Wide menggunakan plastik bekas konsumen yang didaur ulang sebesar 65% dengan tambahan 20% konten bekas industri yang didaur ulang tanpa plastik baru pada casisnya.
Jadikan setiap hari sebagai hari ramah lingkungan!
Jangan terburu-buru membeli komputer tercantik ataupun tercepat! Saat membeli PC, perhatikan rating Energy Star untuk mengidentifikasi perangkat hemat energi. Komputer Energy Star menurunkan daya ke dalam mode sleep yang hanya mengonsumsi daya 15 watt atau kurang. Ini berarti konsumsi daya listriknya sekitar 70% lebih rendah dari komputer tanpa fitur manajemen daya. Desktop, laptop dan monitor yang memenuhi 23 syarat kriteria performa lingkungan bisa didaftarkan pada EPEAT oleh produsennya di 40 negara di seluruh dunia.
Tidak tahu di mana tempat untuk mulai mencari? Lenovo menawarkan jajaran lengkap ThinkCentre A dan M series desktop dan juga notebook seri ThinkPad Edge, R, SL, T, dan W yang mendukung Energy Star.
Daur ulang, daur ulang, daur ulang!
Setelah Anda memutuskan untuk menjadi ramah lingkungan sepenuhnya, lakukan terus dengan mendaur ulang komputer dan periferal tua Anda! Dengan daur ulang, logam berbahaya diekstrak dan potongan plastik disingkirkan dan digunakan kembali untuk membuat produk baru.
Juga jangan membatasi gaya hidup ramah lingkungan Anda hanya pada PC – gunakan kertas daur ulang, pasang bola lampu hemat energi, dan kurangi melakukan pencetakan dokumen. Ini merupakan cara-cara sederhana, tetapi efektif untuk memastikan Anda menikmati lingkungan komputasi yang ramah lingkungan.