widgets
Untuk lebih Detil Klik >> Penawaran Produk dan Jasa
Showing posts with label CERITA RAKYAT BANDA. Show all posts
Showing posts with label CERITA RAKYAT BANDA. Show all posts

SEJARAH UANG KERTAS BANGSA EROPA DIMULAI DARI BANDA

Satu lagi kilas  balik sejarah yang menempatkan Banda sebagai kota paling bersejarah di indonesia yaitu : sejarah penggunaan Uang kertas pertama di indonesia berawal dari banda, hal ini pula yang mengilhami penerbitan uang kertas moderen bangsa eropa lainnya seperti  Swedia 1661, Inggris 1694, Norwegia 1695, Perancis 1701.


Masa awal perkembangan uang kertas di Indonesia tak lepas dari pengaruh imperialisme asing (Belanda, Inggris, dan Jepang). Sejak kedatangan bangsa-bangsa asing, terutama para pedagang yang memperkenalkan berbagai jenis mata uang logam asing sebagai alat pembayaran dalam perdagangan dengan penduduk setempat sampai pengedaran mata uang logam khusus berlaku di kepulauan Nusantara 1602-1799, tidak dipergunakan uang kertas. Meskipun kertas telah dikenal di Indonesia pada abad XVII, sumber-sumber tertulis asing terutama dari bangsa Belanda dengan perwakilan dagang dan kekuasaannya Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) 1602–1799 tidak pernah menyebutkan penggunaan uang kertas tetapi uang logam sebagai alat pembayaran utama di kepulauan Nusantara.
.
Terkecuali, satu-satunya sumber tertulis Belanda yang melaporkan penerbitan uang kertas darurat oleh penguasa VOC di Pulau Banda pada Tahun 1659, dikarenakan kesulitan uang kecil dari bahan logam. Beberapa waktu setelah pengeluaran uang kertas karton darurat Kota Leiden 1576 dan saham pertama VOC di dunia 1606. Uang kertas Banda 1659 ini mendahului penerbitan uang kertas modern bangsa-bangsa barat: Swedia 1661, Inggris 1694, Norwegia 1695, Perancis 1701.
.
Selama masa kekosongan yang panjang (1659-1782) Bank pertama Bataviaasch Bank Courant (1746) dan Bank Van Leening mengeluarkan surat-surat bank dalam berbagai pecahan (1748-1752). Beberapa Tahun sebelum pembubarannya, VOC menyadari perlunya alat pembayaran dari kertas untuk transaksi besar yang dikenal sebagai “Surat Hutang Kompeni” (Compagnie Kredietbrieven) pada Tahun 1782. Instrumen moneter ini sering dianggap sebagai uang kertas pertama di Indonesia. Pada waktu yang hampir bersamaan penguasa VOC di Ceylon (Srinlanka) juga menerbitkan instrumen sejenis pada Tahun 1785 dan seterusnya. Uang “Surat Hutang Kompeni 1782” Ini beredar dalam jumlah hampir tidak terbatas sehingga turun nilainya menjadi 85%. Antara Tahun 1782-1799, VOC mengeluarkan beberpa emisi surat Hutang (Kredietbrieven) dengan pecahan berbeda-beda. Pemalsuan atas surat Hutang 1782 ini merupakan yang pertama kali di Indonesia.

Source (blog-apa-aja.blogspot.com) : Sejarah Uang Kertas Di Negara Kita, Masuk Gan !!


banda-naira.blogspot.com

GENOSIDA RAKYAT BANDA

 Pala menjadi berkah sekaligus bencana bagi orang Banda, yang dibunuh dan terusir dari tanah airnya.

PADA 8 April 1608, Laksmana Pieterszoon Verhoeven, bersama 13 kapal ekspedisi tiba di Banda Naira. Perintah Heeren Zeventien, para direktur VOC di Amsterdam, sebagaimana ditulis Frederik W.S., Geschiedenis van Nederlandsch Indie, kepada Laksamana Pieterszoon Verhoeven: "Kami mengarahkan perhatian Anda khususnya kepada pulau-pulau di mana tumbuh cengkeh dan pala, dan kami memerintahkan Anda untuk memenangi pulau-pulau itu untuk VOC, baik dengan cara perundingan maupun kekerasan."

Sejak lama Banda dikenal sebagai penghasil utama pala (Myristica fragrans). Bunganya yang dikeringkan disebut “fuli”.  Bunga ini membungkus daging buah pala. Sejak dulu pala dan fuli dimanfaatkan untuk rempah-rempah, yang mengundang bangsa Eropa untuk datang.

National figure and historian Des Alwi Abubakar

National figure and historian Des Alwi Abubakar died on Friday, aged 82. His family said he died in his sleep at his home in Permata Hijau, South Jakarta, at 5 a.m. Des had heart bypass surgery three weeks ago. Born in Banda Naira, Maluku, on Nov. 17, 1927, Des was a vocal advocate for the development of Banda Naira, a group of small volcanic islands in Maluku, as a tourist destination. The islands had a much darker past, being in colonial times a place of exile for pro-independence activists.

Des is also considered one of the country’s pre-eminent historians, documenting the history of Indonesian independence through film and documents. He learned his skills from national figures sent to Banda Naira by the Dutch, including Sukarno and Muhammad Hatta, who went on to become the country’s first president and vice president respectively. Central Maluku councilor Lutfi Sanaky said Des deserved to be declared a national hero “for the services he rendered as a historical and cultural figure.”

“He has worked for the betterment of the nation since the time of President Sukarno,” he said. “He was active in fighting for the nation’s freedom and served as a diplomat in Switzerland, the Philippines and Hong Kong, as well as ambassador to Malaysia. As a councilor for Maluku, we feel a great loss.” Des was awarded the Mahaputra Pratama medal in 2000, and he received two other medals.

Prayers were held at his Jakarta home on Friday and his body was then flown to Ambon. Prayers will be held at the Maluku Council in Ambon this morning, before his body is flown to Banda Naira, where he will be buried, according to his wishes. He is survived by his four children and five grandchildren.
antara.jakarta.com
banda-naira.blogspot.com

RAYUAN PULAU BANDA

Alhamdullilah ' untuk anda yang terlahir di surga indonesia timur,.. koleksi gambar di bawah ini hasil jepretan Donang Wahyu semuanya tentang banda yang diposting ke koran kompas english edition,.. eksotisme Banda naira bah sebuah rayuan yang membuat mulut terkunci, mata berbinar, hati yang damai...









sumber : http://donang-wahyu.blogspot.com

KEPULAUAN BANDA DALAM JARINGAN PERDAGANGAN LAUT INTERNASIONAL

Karena Pala Penjelajah Dunia Mencari Banda.
Sebagai produsen tunggal buah pala saat itu, kepulauan yang kecil ini berhasil menarik para pedagang asal Cina, Asia Selatan dan Timur Tengah sekurang-kurangnya 2000 tahun yang lalu 

Buah pala asal Banda Neira telah di kenal di Eropa sejak zaman Romawi dan di Timur Tengah sejak zaman Fir’aun, melalui sebuah jaringan perdagangan laut (pesisir) yang sangat panjang, penuh risiko dan sangat dirahasiakan. Kegiatan penjelajahan dunia oleh bangsa-bangsa Eropa terutama oleh
Portugis dan Spanyol sesungguhnya tidak dilatarbelakangi oleh suatu upaya untuk membuktikan bahwa dunia itu bulat, atau untuk menebar missi suci mereka, tetapi lebih termotivasi oleh hasrat untuk menemukan kekayaan yakni buah pala dari Banda dan Cengkih dari Maluku Utara.

DARI BANDA INDONESIA BERMULA


Sebanyak 21 kapal layar dari sejumlah negara berlabuh di Banda, Maluku Tengah, Selasa (27/7), dalam rangka reli kapal layar Sail Banda. Sudah lama Banda menyita perhatian dunia. Sekadar bukti, Mick Jagger, vokalis Rolling Stones, serta Lady Diana dan Sarah Ferguson pernah datang untuk memuja panorama alam setempat.

Peta Kepulawan Banda (banda-naira.blogspot.com)
Pemandangan di depan dermaga Pelabuhan Banda Naira itu mengingatkan akan kejayaan Banda masa silam
. Jauh sebelum republik ini berdiri, Banda telah menjadi surga bagi bangsa-bangsa Eropa. Kapal-kapal Portugis, Inggris, dan Belanda bergantian buang sauh di Banda Naira untuk mengenyam alam Banda yang subur dan elok itu.
Kehangatan dan aroma khas pala (Myristica fragrans) 

Banda yang tumbuh subur di tanah vulkanik sulit  ditemukan di belahan dunia mana pun. Kala itu, biji dan fuli (bunga) pala sangat dibutuhkan sebagai bahan pengawet, penyedap, parfum, dan kosmetik.
 Portugis, Inggris, dan Belanda berebut dan bergantian menguasai gugusan pulau yang terletak di tengah Laut Banda, Maluku- berjarak 116 mil (186 kilometer) dari Ambon, ibu kota Provinsi Maluku.
Des Alwi, tokoh masyarakat Banda, dalam buku Sejarah Banda Naira terbitan Pustaka Bayan (2010) mengisahkan, hasil monopoli pala yang harganya lebih mahal daripada emas kala itudigunakan Belanda untuk membangun kota Amsterdam dan Rotterdam.

The Curse of the Spice Island. Kutukan yang Akan Selalu Memikat Kita untuk Kembali ke Banda.

Komoditi utama dunia pada abad ke-16 hingga 18 ini telah memecah wilayah Nusantara menjadi bagian jajahan Portugis, Inggris, dan Belanda. Di abad ke-17, Pulau Rhun, pulau kecil di Banda yang kaya kebun pala adalah wilayah jajahan Inggris pertama di luar kawasan Britania Raya (Inggris, Skotlandia, dan Irlandia). Namun sebagian besar wilayah Maluku telah dikuasai Belanda. Keberadaan Inggris di salah satu dari sembilan pulau di Banda itu dianggap mengganggu dominasi Belanda. Perjanjian Bereda  pada November 1674 mengakhiri persaingan rempah-rempah itu. Demi menggenapi monopoli pala, Belanda pun menukar jajahannya di daratan Amerika, New Amsterdam, dengan pulau Rhun milik Inggris. Nieuw Amsterdam, salah satu permukiman kulit putih terbesar di daratan Amerika saat itu, merupakan cikal bakal kawasanManhattan, jantung kota New York. Kini, Manhattan merupakan pusat perdagangan dunia dengan transaksi ratusan miliar dolar AS per jamnya. Sementara Pulau Rhun tetap sebagai penghasil Pala yang terpencil. Kepada setiap turis, terutama dari AS, Des Alwi selalu menceritakan tragedi konyol ini. ''Tahukah Anda, dulu pulau ini ditukar dengan Manhattan. Bisakah kami menukarnya lagi?'' pinta Des. Walau begitu, Banda tetap memiliki kekayaan yang membanggakan, yakni alam dan warisan sejarahnya. Auranya seperti tak pernah beranjak dari zaman kolonial, benteng, dan bangunan kuno yang terjaga hingga kini. Kearifan Banda telah menjaga taman-taman lautnya menjadi salah satu tempat penyelaman terbaik di dunia. Hampir seluruh wilayah Banda adalah surga bawah air. Bahkan di dermaga Maulana Inn. Pesona Banda menarik banyak tokoh dunia untuk menyambanginya. Dari penyelam legendaris Prancis, almarhum Jacques Costeau yang fotonya dipajang di Maulana Inn, Princess of York Sarah Fergusson, juga rocker Mick Jagger. Bahkan sutradara film Apocalypse Now, Francis Ford Coppola, ikut terpesona keelokan dan sejarah Banda. Coppola ingin membuat film perang laut berlatar rebutan pala antara Inggris dan Belanda itu. Entah kenapa, rencana itu gagal. Bila Jerry Bruckheimer sudah bosan, sebaiknya dia membuat sekuel ketiga film Pirates of the Caribbean Sea di Banda saja dan kita beri judul The Curse of the Spice Island. Kutukan yang akan selalu memikat kita untuk kembali ke Banda.
banda-naira.blogspot.com

Parigi Rante 08 Mei 1621